Menyingkap perjalanan kehidupan manusia dari alam
kandungan, ke alam dunia, ke alam barzakh, ke alam akherat.
1. Alam Kandungan
Alam kandungan ini adalah alam yang pertama kali
yang dilalui oleh manusia. Sebagai orang yang beriman haruslah bener-bener
mempercayainya, sebab Al Qur’an telah memberitakan kepada kita dalam surat
Luqman ayat 14: “Dan Kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.” Jelaslah bahwa manusia itu sebelum hidup dialam
nyata ini (alam dunia ini) terlebih dahulu hidup di alam kandungan sang ibunya.
Disamping Al Qur’an yang memberitakan tentang
keberadaan kita dialam kandungan. Al-Hadis pun juga memberitakan kepada kita
yang diriwayatkan dari sahabat Abdullah bi Mas’ud ra. Rasulullah saw bersabda:“Sesungguhnya seseorang kamu dikumpulkan
bahan kejadiannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam keadaan masih berupa
setetes air mani, kemudian menjadi segumpal darah selama itu pula (40 hari),
kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula (40 hari), kemudian diutus
kepadanya Malaikat dan diperintahkan untuk menuliskan empat macam, yaitu
(mengenai )rezekinya, ajalnya, amalnya, celaka atau bahagianya, kemudian
ditiupkan padanya ruh. Sesungguhnya seseorang diantaramu ada yang suka
mengamalkan amalan surga sehingga tidak ada jarak antaranya dan antara surga
itu kecuali sehasta (tinggal masuk saja), maka karena takdir telah
mendahuluinya (dari zaman azali bahwa dia itu seorang yang celaka), sebelum
mati ia melakukan amalan ahli neraka, maka masuklah dia ke dalam neraka, Dan
jika seseorang mengamalkan amalan ahli neraka sehingga tidak ada jarak
antaranya dengan neraka, melainkan sehasta (tinggal masuk saja), maka karena
takdir telah mendahuluinya (dari zaman azali bahwa dia seorang yang bahagia)
dia telah mengamalkan amalan ahli surga, maka masuklah dia ke dalam surga”
( HR Bukhari dan muslim)
Mengikat perjanjian keimanan dengan Allah,
sewaktu kita berada dalam kandungan ibu, yakni ketika berupa janin yang sudah
dimasukkan ruh ke dalamnya oleh Allah saat itu diri kita telah mengikat
pejanjian keimanan dengan Allah mengakui dengan setulus-tulusnya bahwa tidak
ada Tuhan hanyalah Allah Ta’ala. Seperti yang diberitakan dalam Al Qur’an surat
Al-A’raf ayat 172: “Dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah
Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi
saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)”
Demikianlah diantara berita-berita ghaib yang
terjadi sewaktu perjalanan manusia dalam kandungan sang ibu yang dikabarkan
oleh Allah dalam Al Qur’an. Wallahu a’lamu bish shawaab.
2. Alam Dunia
Sebagai kelanjutan perjalanan manusia dari alam
yang pertama yaitu hidup di alam kedua di
alam dunia seperti sekarang ini, manusia dituntut untuk mempercayai
berita-berita ghaib yang tidak bisa ditangkap oleh pancaindra, misalnya: adanya
Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, soal qadha dan
takdir, adanya roh, hari berbangkit, hari kiamat sesuai firman Allah dalam Al
Qur’an surat An Nisa’ ayat 136:“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada
Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari
kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”
Dan firman yang lain di dalam Al Qur’an surat
Al-Baqarah ayat 2-5:“Kitab (Al Qur'an)
ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,(yaitu)
mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan
sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka,dan mereka yang beriman
kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang
telah diturunkan sebelumu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan)
akhirat.Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan
merekalah orang-orang yang beruntung.”
Dan diberitakan pula dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan Muslim dari sahabat Umar, Rasulullah saw bersabda:“Iman ialah hendaknya engkau percaya keapad
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kemudian
dan engkau percaya kepada qadha dan qadar yakni (takdir baik dan buruk) dari
Allah swat.”Keyakinan akan hal tersebut diatas merupakan keimanan yang ada
didalam hati manusia kemudian direalisasikan dalam perbuatan dari semua anggota
badan.
Manusia diciptakan diatas bumi ini (dunia ini)
hanyalah diuji, agar dapat diketahui mana manusia yang sejati, benar-benar
percaya kepada Allah dan manusia yang ingkar kepadaNYa sesuai firman Allah
dalam Al Qur’an surat Al-Mulk ayat 1-2: “Maha
Suci Allah Yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa
di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.” Dan dalam surat yang lain yaitu surat Al-Kahfi ayat 7:” Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa
yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah
di antara mereka yang terbaik perbuatannya.”
Orang-orang yang bertaqwa, ketika menerima
kenikmatan dunia apakah itu berupa harta, wanita, tahta, pangkat dan jabatan,
tidaklah menghalangi mereka di dalam mengabdi dan bersujud kepada Allah
sekalipun di sekelilingnya banyak terdapat rintangan berupa gemerlapnya dunia ini.
Seperti yang Allah peringatkan melalui firmanNya dalam Al-Qur’an surat
Al-Munafiqun ayat 9: “Hai orang-orang
yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah
orang-orang yang rugi.”
Sebaliknya manusia-manusia yang ingkar, mereka
menjadikan dunia ini sebagai tempat tinggal yang selama-lamanya, kehidupan
mereka hanya untuk bersenang-senang tidak untuk mmengabdi kepada Allah,
sebagaimana peringatan Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Hadid ayat 20: “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan
dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan
bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan
anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian
tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi
hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu.”
Hendaknya hidup di dunia ini senantiasa melakukan
perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya berbuat kebajikan dan
beramal sholeh karena kita akan kembali kepada Allah swt.
3. Alam Barzakh
Al-Qur’an telah memberitakan kepada kita bahwa
segala macam mahluk yang hidup dimuka bumi ini pasti akan mati . Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ali Imran
ayat 185: “Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan
pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,
maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan.”
Kematian itu misteri dan pasti akan datang
dimanapun kita berada apabila sudah datang waktunya maka tak seorangpun yang
dapat melambatkannya atau mengajukannya seperti yang diberitakan dalam
Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 78; ”Di mana
saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh,” Al-Qur’an
surat An Nahl ayat 61: “Maka apabila
telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat
mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.”
Al-Qur’an surat Al-Jumu’ah ayat 8: “Katakanlah:
"Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya
kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah),
yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan".
Adanya azab kubur dan nikmat kubur itu adalah
termasuk berita ghaib, yang bagi orang-orang mukmin harus mempercayainya.
Azab kubur itu diberikan oleh Allah kepada
orang-orang kafir, orang-orang yang meninggalkan perintah-perintah-Nya dan
mengerjakan larangan-larangan-Nya. Dan bagi orang-orang yang mendapat azab
kubur ini telah ditampakkan di hadapannya neraka sebagai tempat kembalinya.
Al-Qur’an surat Al-Mukmin ayat 46: “Kepada
mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang." Dan azab kubur yang
dirasakan di alam barzakh itu adalah masih merupakan azab yang sebagian saja
diberikan oleh Allah sedang azab yang besar dan maha hebat adalah kelak di
akherat firman Allah dalam Al-Qur’an surat As-Sajadah ayat 21: “Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada
mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di
akhirat); mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Amal baik seperti shalat, zakat, sedekah dan
zikir semua itu akan membawa kebahagian dan ketentraman didalam kubur.
Orang-orang yang mendapatkan nikmat kubur ditampakkan beberapa kesenangan di
akhirat dan tempat tinggalnya kelak yang serba mengembirakan.
Alam ini adalah masa penantian yang penuh
kesengsaraan bagi kaum pendosa dan penuh kebahagiaan bagi orang beriman. Alam
kubur akan berakhir pada hari kiamat kelak.
4.Alam Akherat
Kiamat itu pasti datang,akan tetapi kapan
datangnya tiada seorangpun yang dapat mengetahuinya dengan pasti. Hanya Allah
saja yang dapat mengetahui secara pastikapan datangnya hari yang menggemparkan
itu. Dalam hal ini Allah Ta’ala menyatakan dalam Al-Qur’ansurat Luqman ayat 34:
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya
sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat
mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang
pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Dalam Al-Qur’an surat Fushsilat ayat 47: “Kepada-Nya lah dikembalikan pengetahuan tentang hari kiamat. "
Dan surat Al-A’raf ayat 187: “Mereka
menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah:
"Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku;
tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat
itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat
itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka
bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah:
"Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".
Dalam sebuat hadis yang diriwayatkan dari sahabat
Umar bin Khathab, Rasulullah saw bersabda berkenaan dengan datangnya hari kiamat
itu: “Kunci kebahagiaan itu lima perkara
tidak ada yang dapat mengetahuinya kecuali Allah sendiri, yaitu: 1.bahwasanya
disisi Allah sajalah pengetahuan perihal tibanya hari kiamat, 2. Allah pula
yang mengetahui waktu turunnya hujan, 3.Allah saja yang mengetahui apa saja
yang didalam Rahim, 4. Tidak ada seorang pun mengetahui apa yang akan
dikerjakan esok hari, 5. Tidak seorang pun yang mengetahui di bumi mana ia akan
meninggal dunia.
Peristiwa-peristiwa permulaan hari kiamat yaitu
adanya perubahan-perubahan dalam susunan ketertiban alam dunia ini secara
menyeluruh dan merata, dimana langit sebagai atap kita ini menjadi pecah,
berpuing-puing, bintang-bintang serta planet-planet sama
berjatuhan/berhamburan, antara planet satu dengan yang lainnya saling bertabrakan,
tidak ada kendalinya, karena Allah sudah mengijinkannya untuk dimulai hari
kiamat tersebut. Begitu juga tidak ketinggalan pula, bumi sebagai tempat
berpijak ini berpecah-pecah, longsor diberbagai tempat, sehingga apa saja yang
berada di atasnya rusak. Sebagai
termasuk dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 48: “(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan
(demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul
menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” Dahsyatnya
kejadian hari kiamat itu telah ditegaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Al
Hajj ayat 1-2: “Hai manusia, bertakwalah
kepada Tuhanmu; sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian
yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat
keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang
disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat
manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi
azab Allah itu sangat keras.” Selanjutnya dalam Al-Qur’an surat At-Takwiir
ayat 1-14: “Apabila matahari digulung,
dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan,
dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan), dan
apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, dan apabila lautan dipanaskan, dan
apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh), apabila bayi-bayi perempuan yang
dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh, dan apabila catatan-catatan
(amal perbuatan manusia) dibuka, dan apabila langit dilenyapkan, dan apabila
neraka Jahim dinyalakan, dan apabila surga didekatkan, maka tiap-tiap jiwa akan
mengetahui apa yang telah dikerjakannya.”
Tiupan trompet (sangkakala) yang pertama yang
dilakukan oleh malaikat Israfil adalah untuk mengejutkan semua makluk yang ada
di bumi dan di langit seperti firman Allah dalam Al-Qur’an surat An- Naml ayat
187: “Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup
sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi,
kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya
dengan merendahkan diri.” Surat
An-Naziat 6-8: “(Sesungguhnya kamu
akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncangkan alam, tiupan
pertama itu diiringi oleh tiupan kedua, Hati manusia pada waktu itu sangat
takut.” Firman Allah dalam QS Az-Zumar ayat 68: “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di
bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah.”
Peristiwa tiupan trompet/sangkakala yang ketiga,
sebagai tiupan kebangkitan, itu telah diterangkan oleh Allah dalam Al-Qur’an
surat Az Zumar ayat 68: “Kemudian ditiup
sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya
masing-masing).” Al-Qur’an surat Yaasiin ayat 51: “Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera
dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.” Al-Qur’an surat Qaf ayat
41-42: “Dan dengarkanlah (seruan) pada
hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat, (Yaitu) pada hari
mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya, itulah hari keluar (dari
kubur).”
Sesudah dibangkitkan dari kubur mereka, dengan
bentuk dan wujud yang berbeda-beda, yang demikian itu tentunya sesuai dengan
amalan mereka masing-masing, maka proses selanjutnya adalah digiring kemudian
dikumpulkan di suatu tempat yang sangat luas sekali yang disebut mahsyar,
dengan tujuan untuk menerima catatan amalan-amalan masing-masing, penghisaban
amal, penimbangan amal.
Proses perhitungan amal merupakan puncak
penetrapan keadilan Tuhan. Proses pengadilan akherat atau penghisaban amal dari
setiap manusia itu hanya dilakukan oleh Allah swt saja mulai dari amal yang
kecil sampai yang besar, amal perbuatan yang tersembunyi dalam hati sampai amal
perbuatan yang nampak, semua diperhitungkan dengan seadil-adilnya dan tidak ada
secuilpun yang luput dari perhitungannya atau penghisapannya seperti dalam
Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 40: “Sedang
Kami-lah yang menghisab amalan mereka.” Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 41: “tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya;
dan Dia-lah Yang Maha cepat hisab-Nya.” Al-Qur’an surat Al-Hijr ayat 92: “Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai
mereka semua.” Hari Penghisaban (perhitungan amal) Pada hari berhisab
setiap orang diadili, ditimbang amal baik dan buruknya. Bagi hamba yang beriman
beramal sholeh akan mendapatkan balasan yang baik pula dari Allah swt.
Sedangkan bagi hamba yang kafir musryrik yang selalu berbuat kejahatan dan
kemaksiatan sewaktu di dunia mereka akan mendapatkan hukuman kejahatan pula
dari Allah swt. Perhatikan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Az Zalzalah ayat
7-8: “Barang siapa yang mengerjakan
kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya, Dan barang
siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan) nya pula.” susana tersebut dilukiskan dalam QS. Al-Insyiqaq ayat
7-12. “Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan
diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang
sama-sama beriman) dengan gembira、Adapun orang yang
diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: "Celakalah aku Dan dia akan masuk
ke dalam api yang menyala-nyala (neraka) ”.
Hari Pembalasan setelah menerima raport setiap
orang diperintahkan menempuh perjalanan menuju tempat abadi yang telah
disiapkan untuk mereka. Orang yang telah menerima raport dari sebelah kanan
dengan mudah dapat melalui lembah neraka yang ganas, dia tidak merasakan
panasnya api neraka sedikitpun. Dia sampai di surga abadi dengan penuh
kegembiraan disambut oleh penduduk surga dengan pesta meriah,hidup kekal
selamanya disana. Namun orang-orang yang menerima raport dari belakang,
terpuruk dilembah neraka dan tidak pernah bisa keluar dari situ untuk selamanya.
Kehidupan manusia di dunia adalah kehidupan yang
akan menentukan kehidupan dia selanjutnya di alam lain. Setiap kebaikan sesuai
ajaran Islam akan memudahkan hidupnya di alam kubur dan di hari pembalasan. Dan
sebaliknya, keburukan akan membawanya pada kesengsaraan di alam kubur dan di
alam akhirat. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa memperbanyak
amal untuk meraih ridho-Nya dan bertemu dengan-Nya di surga kelak.
Disarikan dari berbagai sumber : buku, internet dan media lainya
Dengan tujuan memberikan manfaat dan pengetahuan
yang berguna bagi para pembaca